Jumat, 16 April 2010

SUBNETING VSLM

A. PENDAHULUAN

Subnet adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit.
VLSM singkatan dari Variable Length Subnet Mask merupakan pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam klasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. Selain itu, dalam subnet klassic, lokasi nomor IP tidak efisien. VLSM juga bermakna mengalokasikan IP yang menujukan sumber daya ke subnets menurut kebutuhan individu mereka dibanding beberapa aturan umum network-wide. VLSM digunakan karena memudahkan admin jaringan untuk mengatur banyak subnet mask dalam ruang alamat IP yang sama dan mengurangi masalah kekurangan alamat IP.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengelolaan network untuk penerapan IP address yang menggunakan metode VLSM agar tetap berkomunikasi ke dalam jaringan internet, yaitu
1. Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya.
2. Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus paket informasi.
Metode perhitungan IP address dibedakan menjadi dua metode, yaitu dengan menggunakan metode VLSM dan CIDR. Pada metode VLSM yaitu dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask sedangkan metode CIDR (Classless Interdomain Routing) dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja. Perbedaan yang mendasar adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address, yaitu sebagai IP address lokal dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, tapi tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP address berkelas.
Pada metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah host, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah dilakukan perhitungan maka dapat dilihat subnet yang telah dipecah maka akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya. Sebenarnya, metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukan pemecahan Network ID untuk mengatasi kekurangan IP Address tersebut.
VLSM bukan hanya digunakan untuk operasi/implementasi subnetting, tapi juga supernetting, yaitu penggabungan beberapa subnet kecil menjadi subnet yang lebih besar. Karena penggabungan subnet kecil ini kadang mengakibatkan keraguan kelas dari sebuah rentang IP, maka digunakan istilah CIDR (Classless InterDomain Routing). Hal ini dilakukan supaya tidak menggunakan CIR (Committed Information Rate) yang sering ditemukan di Frame Relay network. VLSM merupakan metode yang digunakan dalam CIDR dalam merepresentasikan subnet mask yang digunakan.
VLSM pada awalnya digunakan untuk membagi satu subnet besar menjadi kumpulan subnet-subnet kecil demi menghindari kelebihan alamat IP publik yang tidak terpakai yang diberikan dari ISP ke client. VLSM juga digunakan untuk tujuan yang sama. Karena untuk private IP kelas A, B dan C menjadi jauh lebih fleksibel untuk penggunaan internal. Representasi VLSM tidak menggunakan kumpulan 4 oktet seperti (255.255.0.0 untuk default subnet mask kelas B), tapi VLSM membantu menerjemahkan angka yang digunakan menjadi kumpulan 4 oktet yang digunakan untuk melakukan subnetting.


B. TUJUAN
Tujuan dari Subnetting adalah
1. untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet.
2. Memperbanyak jumlah network (LAN)
3. Mengurangi jumlah host dalam satu network
4. Tujuan lain dari subnetting yang tidak kalah pentingnya adalah untuk mengurangi tingkat kongesti (gangguan/ tabrakan) lalulintas data dalam suatu network.

C. CARA SUBNET
Contoh penerapan VSLM
Konsep subneting memang menjadi solusi dalam mengatasi jumlah pemakaian IP Address. Akan tetapi kalau diperhatikan maka akan banyak subnet. Penjelasan lebih detail pada contoh :
contoh :
Pada suatu perusahaan yang mempunyai 6 departemen ingin membagi networknya, antara lain :
1. Departemen A = 100 host
2. Departemen B = 57 host
3. Departemen C = 325 host
4. Departemen D = 9 host
5. Departemen E = 500 host
6. Departemen F = 25 host
IP Address yang diberikan dari ISP adalah 160.100.0.0/16
Apabila kita menggunakan subneting biasa maka akan mudah di dapatkan akan tetapi hasil dari subneting (seperti contoh 1) tersebut akan terbuang sia-sia karena hasil dari subneting terlalu banyak daripada jumlah host yang dibutuhkan. Maka diperlukan perhitingan VLSM yaitu :
Urut kebutuhan host yang diperlukan
1. Departemen E = 500 host
2. Departemen C = 325 host
3. Departemen A = 100 host
4. Departemen B = 57 host
5. Departemen F = 25 host
6. Departemen D = 9 host

Ubah menjadi biner
1. network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Jika pada subneting dimabil dari network maka pada VLSM diambil pada dari host Untuk 500 host network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Untuk 500 host dimabil 9 bit dari host-portion karena 2n-2 > jumlah host
Hasilnya 160.100.0.0/23 Network Broadcast Range-Hoat
160.100.0.0/23 160.100.0.255 160.100.0.1 – 160.100.1.254
160.100.2.0/23 160.100.2.255 160.100.2.1 – 160.100.3.254
160.100.4.0/23 160.100.4.255 160.100.4.1 – 160.100.5.254
160.100.6.0/23 160.100.6.255 160.100.6.1 – 160.100.7.254
160.100.8.0/23 160.100.8.255 160.100.8.1 – 160.100.9.254
…….. ………. ………….
160.100.254.0/23 160.100.254.255 160.100.254.1 – 160.100.255.254
2. Untuk 325 host kita masih dapat menggunakan subnet dari 500 host karena masih dalam arena 29 dan pilihlah subnet yang belum digunakan.
Untuk 100 host menggunakan 28 > 100 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai. misal 160.100.2.0/24 network-portion host-portion 10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000010 00000000
Maka Network Broadcast Range-Hoat
160.100.2.0/24 160.100.2.255 160.100.2.1 – 160.100.2.254
160.100.3.0/24 160.100.3.255 160.100.3.1 – 160.100.3.254
3. Untuk 57 host menggunakan 26 >57 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai. misal 160.100.3.0/24 network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
Maka Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.0/26 160.100.3.91 160.100.3.1 – 160.100.3.90
160.100.3.64/26 160.100.3.63 160.100.3.65 – 160.100.3.126
160.100.3.128/26 160.100.3.127 160.100.3.129 – 160.100.3.190
160.100.3.192/26 160.100.3.191 160.100.3.193 – 160.100.3.254
4. Untuk 25 host menggunakan 25 > 25 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai. misal 160.100.3.192/25 network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
Maka Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.192/27 160.100.3.223 160.100.3.193 – 160.100.3.222
160.100.3.224/27 160.100.3.255 160.100.3.225 – 160.100.3.254
5. Untuk 9 host menggunakan 24 > 16 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai. misal 160.100.3.224/25 network-portion host-portion 10100000 01100100 00000010 00000000 11111111 11111111 00000011 00000000 maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.224/28 160.100.3.239 160.100.3.225 – 160.100.3.227
160.100.3.240/28 160.100.3.255 160.100.3.241 – 160.100.3.254

Kamis, 15 April 2010

Pemasangan Penghubung (Connector)

Dalam pemasangan penghubung atau yang biasa kita sebut juga sebagai konektor ini, pemasangannya harus disesuaikan dengan urutannya. Memang dapat saja Anda memasang dengan cara. Anda atau semau Anda sendiri, tetapi cara salah dan tidak tepat karena pemasangan konektor ini sudah ditentukan urutannya dan telah ditentukan dalam bentuk warna. Untuk itulah Anda harus mengetahui bagaimana urutan kabel yang akan Anda pasang
secara tepat, cepat, dan sesuai dengan aturan. Di bawah ini merupakan gambar urutan pemasangan kabel dari Hub ke komputer PC yang sudah terpasang kartu jaringan atau LAN Card (NIC).
Apabila dalam pemasangan Anda ingin memasang kabel untuk dua komputer sekaligus ke server dan ke workstation tanpa menggunakan hub maka urutan pemasangan kabelnya berbeda dengan yang menggunakan HUB. Prosedur pemasangan kabel ini memang tidak terlalu sulit jika sudah mengetahui caranya. Namun demikian Anda harus benar- benar memperhatikan pemasangan kabel ini karena jika kabel dan konektor sudah terpasang tidak bisa dibuka kembali dan untuk memperbaikinya Anda harus memotong kembali kabel
yang sudah terpasang tersebut. Konektor RJ 45 pun otomatis tidak akan terpakai lagi dan Anda harus mengganti dengan yang baru. Untuk jelasnya, prosedur pemasangan konektor UTP ini adalah sebagai berikut:
1. Potong kabel UTP yang akan disambungkan ke RJ45, setelah itu kupas bagian luarnya dengan pemotong yang kita kenal sebagai tang clipper (crimping ).






Gambar 1. Crimping Tools

2. Setelah bagian luar atau kulit kabel tersebut dipotong maka akan tampak bagian dalam kabel yang mempunyai corak warna yang berbeda-beda, yaitu putih oranye, oranye, putih hijau, biru, putih biru, hijau, putih coklat, coklat. Untuk itulah Anda harus mengetahui bagaimana urutan dari kabel yang akan Anda pasang secara tepat, cepat, dan sesuai dengan aturan. Di bawah ini merupakan gambar urutan pemasangan kabel dari hub/switch ke komputer PC yangsudah terpasang kartu jaringan atau LAN Card (NIC).









Gambar 2. Susunan kabel straight

Apabila dalam pemasangan Anda ingin memasang kabel untuk dua komputer sekaligus ke server dan ke workstation tanpa menggunakan hub/switch maka urutan pemasangankabelnya berbeda dengan yang menggunakan hub:








Gambar 3. Susunan kabel cross

3. Setelah itu susun urutan warna mengikuti petunjuk yang ada.
4. Setelah kabel diurutkan, ratakan kabel tersebut untuk dimasukkan ke konektor RJ45. Pemasangannya harus hati-hati karena kalau tidak akan berakibat fatal dan konektor akan rusak sehingga otomatis tidak akan terpakai lagi jika sudah terjepit dengan tang clipper (crimping).









Gambar 4. Memasukkan Kabel UTP ke dalam RJ-45
















Gambar 5. Menjepit kabel menggunakan Crimping

5. Setelah diratakan, siapkan konektor RJ45 dan masukkan kabel ke konektor tersebut dan jangan lupa, posisi setiap ujung konektor harus sama. Selain itu bagian luarnya atau pembungkusnya harus terjepit agar kuat dan tidak goyang.

6. Setelah kabel masuk dan rata sampai ujung konektor, gunakan tang clipper (crimping) untuk menjepitnya. Penjepitannya ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak meleset atau ada salah satu kabel yang tidak terjepit denganbaik, karena jika ada salah satu kabel saja yang tidak terjepit akan berakibat fatal. Kemudian jepit yang keras sehingga tembaga yang tadinya keluar dan menonjol akan rata kembali seperti sebelum dimasukkan ke konektor.

7. Apabila pemasangan atau penjepitan telah selesai pada ujungyang satunya maka lakukan lagi pada ujung yang lainnya. Prosedurnya sama seperti yang telah dijelaskan di atas. Jika tidak terjadi kesalahan maka hasil pemasangan akan terlihat rapi di antara kedua ujung kabel yang sudah terpasang dengan RJ45.















Gambar 6. Hasil Crimping kabel yang baik


Kamis, 08 April 2010

JARINGAN INTERNET




















Langkah 1







Informasi dikumpulkan ke suatu wadah, dimana setiap wadah tersebut akan diberi sebuah label dan alamat (address)yang akan membentuk sebuah paket TCP.


Langkah 2








Paket-paket tersebut akan melewati area jaringan.

Langkah 3

















Paket-paket ini akan melalui sebuah proses lagi, dimana paket-paket ini akan melalui router , kemudian router akan memilih paket yang layak untuk diproses lebih lanjut. Tetapi paket-paket yang tidak dapat melalui proses selanjutnya akan dibuang atau dihancurkan.

Langkah 4
















Setelah itu switch akan memilih paket yang mempunyai address yang akan dikirim kembali.

Langkah 5











Paket-paket yang sudah fixs kemudian akan dikirimkan kembali kejaringan dan disimpan didalam sebuah tempat penyimpanan.

Langkah 6









Setelah itu paket yang berisi alamat(address) akan dibuka kemudian diperiksa, alamat (address) yang tidak digunakan akan dikeluarkan dan paket akan dihancurkan.










Selanjutnya label akan dibuka dan akan dikirim kembali kejaringan

Langkah 7











Selanjutnya paket melewati dinding yang menghubungkan jaringan untuk internet.

Langkah 8











Selanjutnya setiap paket akan melewati router, paket yang tidak bagus akan dihancurkan dan yang bagus akn melanjutkan kedunia internet.

Langkah 9


















Paket-paket akan dikirim kesetiap jaringan internet dan ada arus paket masuk dan keluar.

Langkah 10
















Selanjutnya paket-paket akan melewati dinding, dinding didesain berbeda. Jika paket melewati angka 80 dan 25 maka paket akan terus melanjutkan keproses selanjutnya dan menuju ke internet server, tetapi jika menuju angka 23, 21, 53 maka paket akan hancur.

Langkah11













Selanjutnya paket TCP dan ICMP akan melewati dinding.

Langkah 12


















Paket akan dikumpulkan menjadi satu diwebserver. TCP dan ICMP akan dikumpulkan menjadi satu, selanjutnya satu per satu paket akan dibuka dan web informasi akan diambil. Ketika kotak dalm keadaan kosong, maka kotak-kotak tersebut akan digunakan kembali untk diisi dengan informai lagi.

PRATIKUM JARKOM [2]

LEMBAR ANALISA
Praktikum Jaringan Komunikasi -2

Tanggal Praktikum : Kamis, 1 April 2010

Nama : Farida Rosiana

Nim : 08 615 029

Kelas : IV B


1. mii-tool dengan kabel dilepas

lab2@lab2-desktop:~$ mii-tool

SIOCGMIIPHY on 'eth0' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth1' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth2' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth3' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth4' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth5' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth6' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth7' failed: Operation not permitted

no MII interfaces found

lab2@lab2-desktop:~$ sudo mii-tool

eth0: no link

eth1: no link


2. mii-tool dengan kabel terpasang

lab2@lab2-desktop:~$ mii-tool

SIOCGMIIPHY on 'eth0' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth1' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth2' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth3' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth4' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth5' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth6' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth7' failed: Operation not permitted

no MII interfaces found

lab2@lab2-desktop:~$ sudo mii-tool

eth0: no link

eth1: negotiated 100baseTx-FD flow-control, link ok


3. lspci

lab2@lab2-desktop:~$ lspci

00:00.0 Host bridge: Intel Corporation 82945G/GZ/P/PL Memory Controller Hub (rev 02)

00:02.0 VGA compatible controller: Intel Corporation 82945G/GZ Integrated Graphics Controller (rev 02)

00:1b.0 Audio device: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) High Definition Audio Controller (rev 01)

00:1c.0 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 1 (rev 01)

00:1c.2 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 3 (rev 01)

00:1c.3 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 4 (rev 01)

00:1d.0 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #1 (rev 01)

00:1d.1 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #2 (rev 01)

00:1d.2 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #3 (rev 01)

00:1d.3 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #4 (rev 01)

00:1d.7 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB2 EHCI Controller (rev 01)

00:1e.0 PCI bridge: Intel Corporation 82801 PCI Bridge (rev e1)

00:1f.0 ISA bridge: Intel Corporation 82801GB/GR (ICH7 Family) LPC Interface Bridge (rev 01)

00:1f.1 IDE interface: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) IDE Controller (rev 01)

00:1f.2 IDE interface: Intel Corporation 82801GB/GR/GH (ICH7 Family) SATA IDE Controller (rev 01)

00:1f.3 SMBus: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) SMBus Controller (rev 01)

04:00.0 Ethernet controller: D-Link System Inc Gigabit Ethernet Adapter (rev 11)

04:08.0 Ethernet controller: Intel Corporation PRO/100 VE Network Connection (rev 01)


4. arp

lab2@lab2-desktop:~$ arp

Address HWtype HWaddress Flags Mask Iface

Ether lab2-desktop-5.local 00:19:d1:18:db:cf C eth1



5. ifconfig dan route dengan IP 192.168.0.*/24

lab2@lab2-desktop:~$ ifconfig

eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:11:95:c7:0b:cd

UP BROADCAST MULTICAST MTU:1500 Metric:1

RX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0

TX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0

collisions:0 txqueuelen:1000

RX bytes:0 (0.0 B) TX bytes:0 (0.0 B)

Interrupt:21

eth1 Link encap:Ethernet HWaddr 00:19:d1:18:dd:b0

inet addr:192.168.0.16 Bcast:192.168.255.255 Mask:255.255.0.0

inet6 addr: fe80::219:d1ff:fe18:ddb0/64 Scope:Link

UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1

RX packets:1201 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0

TX packets:59 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0

collisions:0 txqueuelen:1000

RX bytes:264851 (264.8 KB) TX bytes:13420 (13.4 KB)

eth0:avahi Link encap:Ethernet HWaddr 00:11:95:c7:0b:cd

inet addr:169.254.7.190 Bcast:169.254.255.255 Mask:255.255.0.0

UP BROADCAST MULTICAST MTU:1500 Metric:1

Interrupt:21

lo Link encap:Local Loopback

inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0

inet6 addr: ::1/128 Scope:Host

UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1

RX packets:394 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0

TX packets:394 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0

collisions:0 txqueuelen:0

RX bytes:25896 (25.8 KB) TX bytes:25896 (25.8 KB)

Route

lab2@lab2-desktop:~$ route -n

Kernel IP routing table

Destination Gateway Genmask Flags Metric Ref Use Iface

0.0.0.0 0.0.0.0 255.255.0.0 U 0 0 0 eth0

192.168.0.0 0.0.0.0 255.255.0.0 U 1 0 0 eth1

169.254.0.0 0.0.0.0 0.0.0.0 U 1000 0 0 eth0


6. ifconfig dan route dengan DHCP

auto lo

iface lo inet loopback

auto eth1

iface eth1 inet dhcp

address 172.16.0.016 netmask 255.255.0.0


7. ping, traceroute, mtr

-10.252.13.90

-202.154.187.7

-www.eepis-its.edu

-www.yahoo.com


8. netstat –nlptu


9. netstat -natu

lab2@lab2-desktop:~$ netstat -natu

Active Internet connections (servers and established)

Proto Recv-Q Send-Q State Foreign Address Local Address

tcp 0 0 127.0.0.1:631 0.0.0.0:* LISTEN

udp 0 0 0.0.0.0:35246 0.0.0.0:*

udp 0 0 0.0.0.0:68 0.0.0.0:*

udp 0 0 0.0.0.0:5353 0.0.0.0:*